Cuma pengen mengutip dua buah paragraf dari Catatan Pagiku untukmu,
bukankah puisi ini harus rampung sebelum kau sempat membasuh muka
tapi mungkin tak akan pernah kubacakan puisi ini di hadapanmu
kesepian ini terlalu kekal meski berkali-kali dihalau dan dienyahkan
bila hari ini kau menjadi dahan tempat aku menggelayutkan harapan
akankah dedaunan yang rimbun itu berguguran?
Aku tak tahu. Selalu tak tahu. Seperti kelanjutan puisi ini
atau perjumpaan kita yang berdetak dan berjarak kerika saatnya tiba
2009
Wan Anwar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar